The Series of Kancil

Kancil selalu memiliki banyak ide untuk mendapatkan apa yang ia mau. Walaupun terkadang jahil, tetapi Kancil baik hati pada hewan yang lemah. Kancil merasa kenyang habis makan buah segar di hutan seberang. Kancil beristirahat, saat sedang duduk di bawah pohon rindang. Kancil melihat barisan semut dan jumlahnya sangat banyak.

“Apa yang mereka lakukan ya?” tanya Kancil.

Kancil memperhatikan barisan semut, dahi Kancil semakin berkerut saat melihat barisan semut membawa sesuatu di atasnya.

“Mereka bawa apa ya? Terlihat seperti butiran pasir,” gumam Kancil.

Melihat barisan semut yang sangat rapi membuat Kancil kian penasaran dan diikutinya barisan semut itu. Setiap semut berlainan arah dan berpapasan, mereka tampak saling menyapa.

“Dunia mereka sangat rukun sekali, berbeda dengan di sini. Aku penasaran,” gumam Kancil di depan sarang semut.

Tiba-tiba, tubuh Kancil mengecil dan ukuran tubuhnya sebesar semut. “Apa yang terjadi?” tanya Kancil bingung, saat ia melihat barisan semut melewatinya. Kancil yang sedari tadi penasaran, mengikuti barisan semut ke dalam sarangnya. Di Sarang semut, banyak sekali lorong-lorongnya, membuat Kancil kian penasaran.

“Halo, permisi,” kata Kancil.

“Iya ada apa?” jawab Semut.

“Aku penasaran, bagaimana kalian bisa rukun satu dengan yang lain. Adakah rahasianya?” tanya Kancil penasaran.

“Kami memang harus rukun dan bekerjasama. Kami harus mengumpulkan makanan di musim kemarau. Untuk persediaan di musim hujan,” jawab Semut.

 “Jadi yang kalian bawa itu, makanan?”

“Benar Kancil, yang kami bawa itu pasokan makanan.”

“Terus, siapa yang boleh memakan persediaan makanan itu?” korek Kancil.

“Kita semua boleh memakannya. Karena persediaan makanan itu milik bersama,” jawab Semut.

 “Adakah yang berbuat curang, kalau di tempatku. Ada saja yang curang untuk mendapatkan makanan lebih,” ucap Kancil.

Kancil jadi ingat Monyet yang ingin makan buah pisang milik Kura seorang diri. Padahal, jika Monyet mengambil buah pisang dan turun. Buah pisang dibagi rata bertiga dan masing-masing bisa makan miliknya sambil bercanda.

“Di sini, sejak kecil kami diajarkan untuk saling menolong dan tidak boleh cemburu. Apalagi dengki, karena itu tidak ada gunanya,” jawab Semut.

“Kamu benar. Terimakasih,” kata Kancil.

Akhirnya Kancil tidak penasaran lagi dengan barisan semut. Saat Kancil sudah mendapatkan jawaban atas penasarannya, tiba-tiba tubuh Kancil berasap dan Kancil kembali ke ukuran semula.

“Mudahan di hutan ini, bisa meniru semut yang baik hati dan saling tolong menolong,” gumam Kancil dan kembali ke posisinya untuk tidur siang.


Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

1 komentar untuk Kancil di Sarang Semut

Hi Teman Rumpi, terima kasih sudah main ke blog chitchat, ada baiknya berbagi pendapat tanpa meninggalkan spam ya. Kita sama-sama saling menghargai rumah maya kita. Salam, thanks telah meninggalkan biang rumpi manis di sini. cheers @citrapandiangan

  1. Mungkin karena kancil otaknya cerdas memeperdaya ya Mbak, jadi heran banget lihat semut berbaris rukun hihihi

    ReplyDelete