Serial Cerita Lawas Kancil


Saat sedang berjalan-jalan, Kancil menemukan pohon buah pisang yang sedang berbuah lebat dan sudah matang. Liur Kancil langsung menetes. “Wah, beruntung sekali aku,” seru Kancil gembira.

Kancil mencoba mengambil buah pisang yang menggelantung. Kancil melompat, hop, hop, buah pisang tidak berhasil Kancil dapatkan. Tidak jauh dari tempat Kancil, ada Kura yang sedang berjalan ke arahnya.

“Kancil apa yang kamu lakukan pada buah pisangku?” tanya Kura.

“Maaf, itu buah pisangmu ya,” kata Kancil.

Kancil tidak tahu kalau pohon pisang yang banyak itu adalah milik Kura. Kura yang menamam pohon pisang itu.

“Tidak apa-apa. Kamu boleh memakannya, aku juga ingin memakan hasil panenku,” seru Kura, “Tapi masalahnya aku juga tidak bisa memanjat.”

“Lompatanku juga tidak bisa mengenai pohon pisang,” timpal Kancil. Kancil mencoba melompat lagi, tetapi sia-sia.

Kancil dan Kura memandang pohon pisang itu, buah pisangnya sangat menggoda. Membuat Kancil dan Kura ngences, ingin segera memakannya. Kulit buah pisang berwarna kuning bekilau seperti emas saat terkena sinar matahari.

“Aku ada ide,” seru Kancil, “Tunggu di sini aja kamu ya, Kura.”

Kancil langsung berlari dengan sangat kencangnya. Saat Kancil melihat temannya, Monyet. Kancil langsung tersenyum. Saat Kancil datang, Monyet sedang berada di atas pohon kepala. Mencari buah kepala untuk dimakan.

“Monyet,” teriak Kancil.

“Apa Kancil,” balas Monyet, “Kamu menganggu jam makan siangku aja.”

“Kamu mau buah pisang?” tanya Kancil.

“Pisang?” Monyet mengulang perkataan Kancil.

“Iya, buah pisang yang manis dan lezat sekali. Aku mau berbagi denganmu,” ujar Kancil.

“Baiklah, aku mau. Buah pisang adalah favoritku,” kata Monyet riang.

Kancil berjalan menuju pohon pisang, sedangkan monyet melompat dari satu pohon ke pohon lain. Akhirnya mereka tiba di tempat Kura, pemilik pohon pisang.

“Kirain kamu tidak datang Cil,” kata Kura.

“Pasti dong aku datang,” ucap Kancil, “Aku bawa Monyet untuk membantu kita.”

“Itu buah pisangmu?” tanya Monyet.

“Iya,” jawab Kura, “Ayo Yet, cepatan manjat dan ambil buah pisangnya.”

Monyet segera berjalan menuju pohon pisang, begitu mendekati pohon pisang. Monyet langsung memanjat. Tidak butuh waktu lama, bagi Monyet untuk berada di atas pohon. Saat melihat banyaknya buah pisang yang sudah matang, Monyet menjadi sangat serakah.

Monyet langsung memakan buah pisang yang paling besar dan membuang kulitnya ke bawah. Sedangkan Kancil dan Kura menunggu Monyet turun-turun. Melihat kelakukan Monyet yang membuang tiga kulit pisang sembarangan dan mengenai kepala Kancil. Kancil sudah mulai curiga, kalau Monyet tidak akan memberikan mereka buah pisang.

“Cil, sepertinya Monyet makan sendiri buah pisangnya,” ujar Kura sedih.

“Tenang saja,” kata Kancil geram.

“Monyet, turunlah berikan kami buah pisangnya,” teriak Kura.

“Ambil sendiri kalau kamu bisa,” balas Monyet.

Kura menatap Monyet yang sedang asyik mengambil buah pisang kelima.

“Monyet jelek,” ejek Kancil, “Bodoh lagi.”

Mendengar itu, Monyet marah, ia mulai melempar Kancil dengan buah Pisang. Pluk. Kancil menghindar.

“Tidak kena, tidak kena,” teriak Kancil.

Monyet semakin marah dan kesal, ia mulai melemparkan buah pisang ke Kancil. Dengan gesit, Kancil menghindari lemaparan buah pisang dari atas pohon. Sementara Kura, mengumpulkan buah pisang yang dilemparkan Monyet.

Setelah sepuluh menit, buah pisang di pohon habis, semua buah pisang ada di bawah dan dikumpulkan Kura. Monyet garuk-garuk kepala dan bingung. Setelah menyadari kebodohannya, Monyet segera melompat ke pohon lain dan segera pergi.

“Wah Kancil, kamu cerdik sekali,” kata Kura kagum.

“Ah, biasa saja,” ucap Kancil.

“Ayo, kita makan buah pisang ini bersama-sama,” seru Kura senang.

Mereka memakan semua buah pisang sampai habis dan perut mereka kekeyangan. Pisangnya sangat manis dan lezat.

“Apa kamu masih mau menaman pohon pisang?” tanya Kancil sambil bersandar, karena perutnya kekeyangan.

“Iya Cil, habis buah pisang enak dan bergizi lagi,” jawab Kura sambil menutup mata, mengantuk.

Akhirnya mereka tiduran dibawah pohon yang rindang dekat pohon pisang. Angin bertiup sepoi-sepoi membuat mata mereka semakin berat dan mengantuk. Perut kenyang, tidur enak. Kancil dan Kura bermimpi tentang pulau pisang yang sangat banyak


Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

1 komentar untuk Kancil dan Pohon Pisang

Hi Teman Rumpi, terima kasih sudah main ke blog chitchat, ada baiknya berbagi pendapat tanpa meninggalkan spam ya. Kita sama-sama saling menghargai rumah maya kita. Salam, thanks telah meninggalkan biang rumpi manis di sini. cheers @citrapandiangan

  1. Mendadak inget pisang di kebun udah saatnya diambil mbak :)

    ReplyDelete