Kenapa Anak 3 Tahun Demen Teriak
Chitchat.my.id- Welcome 2024, hi, Apa kabar?
Semoga teman ngerumpi dalam keadaan sehat dan bersemangat. Sebelumnya, biang
ngerumpi mau ucapkan, Selamat datang di jam tayangan ngerumpi nyeleneh di
blog ChitChat, Ngerumpi yuk! Kali
ini si biang rumpi mau ngerumpi
mengenai Kenapa Anak 3 Tahun Demen Teriak.
Jujur, biang ngerumpi belakangan ini stres dan lelah. Pasalnya,
anak semakin bertumbuh dan besar. Ada saja tingkah lakunya yang membuat biang
ngerumpi semakin tidak kuat. Menahan emosi, jangan sampai ke pancing emosi, itu
berat banget!
Sebagai orang tua, biang ngerumpi tahu sebagian dari
teman ngerumpi sudah pernah berbagi pengalaman mereka bawasanya anak anak yang
berusia 2 dan 3 tahun akan mengalami tantrum. Bahkan, kemarahan anak tidak
berhenti semakin mereka tumbuh dan melewati masa balita. Anak-anak juga sering
mengalami kesulitan dalam menangani emosi dan rasa frustasi mereka.
Mungkin, beberapa anak mengalami kehilangan ketenangannya
sesekali. Tidak sedikit anak yang emosi ketika tidak sesuai dengan
keinginannya. Sebagai orang dewasa, biang ngerumpi akui terkadang juga sangat
sulit mengontrol emosi. Apalagi anak-anak! Namun, teman ngerumpi harus membantu
anak-anak belajar cara mengontrol emosi anak.
Ketika anak mulai tantrum, sebagai orang tua, teman
ngerumpi harus mencoba bersabar dan bersikap positif. Tentunya, hal ini tidak
bisa instan dan membutuhkan waktu. Dikarenakan itu, sangat penting peran orang
tua dalam membantu anak mengontrol emosinya. Reaksi orang tua ketika menghadapi
pola anak yang tantrum akan dicontoh oleh anak. Secara tidak langsung!
Ketika menghadapi situasi seperti ini. Jujur, tetap
waras pasti susah. Namun, usahakan untuk tidak mengeluarkan emosi apalagi sampai
meledak-ledak. Karena anak juga akan mencontoh hal tersebut. Pastinya, reaksi kita ketika menghadapi amarah
anak dengan teriakan dan ledakan kemarahan teman ngerumpi sendiri. Hal itu akan
mengajarkan mereka untuk melakukan hal yang sama (dan ini terkait dengan
peningkatan perilaku negatif anak-anak).
Namun tetap tenang dan tenang dalam menghadapi situasi
yang membuat frustrasi memungkinkan kita menunjukkan - dan mengajarkan - cara
yang tepat untuk menangani kemarahan dan frustrasi. Tentu saja, hal ini lebih
mudah diucapkan daripada dilakukan. Namun ingatlah bahwa kita sedang mencoba
mengajari anak untuk menangani amarah. Jika membentak atau mengancam, kita akan
mencontohkan perilaku yang ingin Anda cegah.
Penting bagi kita untuk mengatur emosi dan mengelola
perilaku adalah keterampilan yang berkembang perlahan seiring berjalannya waktu
selama masa kanak-kanak. Sama seperti keterampilan lainnya, anak perlu
mempelajari dan mempraktikkannya, dengan bantuan teman ngerumpi.
Apabila anak teman ngerumpi tidak biasa mengamuk,
padahal hal itu terjadi, tinjau kembali peraturannya dengan jelas namun tenang.
Mengatakan sesuatu seperti "Aku tahu kamu kesal, tapi tolong jangan
berteriak dan memanggil-manggil" mungkin itu saja yang perlu didengar anak
Anda mendapatkan kembali ketenangannya. Kemudian dengan sabar berikan
instruksi, seperti "ceritakan apa yang membuatmu kesal" atau
"mohon maaf pada kakakmu karena memanggilnya dengan nama itu". Dengan
cara ini, teman ngerumpi membimbing anak ke perilaku yang dapat diterima dan
mendorong pengendalian diri.
Juga, beri tahu anak Anda apa yang akan terjadi jika
mereka tidak tenang — misalnya, "Jika kamu tidak tenang, kamu harus pergi
ke kamarmu sampai kamu bisa berhenti berteriak." Jika Anak-anak yang
ledakan emosinya rutin mungkin kurang memiliki pengendalian diri yang
diperlukan untuk menghadapi frustrasi dan kemarahan dan membutuhkan lebih
banyak bantuan untuk mengelola emosi tersebut. Langkah-langkah berikut dapat
membantu:
Bantu anak-anak mengungkapkannya dengan kata-kata.
Jika anak sedang marah, cari tahu apa yang salah. Jika perlu, gunakan waktu
istirahat untuk membuat anak tenang atau mengingatkan mereka tentang peraturan
dan harapan di rumah. "Tidak boleh
berteriak atau melempar barang. Harap tarik napas dalam-dalam dan tenang."
Ingatkan anak untuk berbicara kepada tanpa merengek, merajuk, atau membentak.
Jangan berinteraksi dengan mereka jika mereka terus membentak atau merengek,
karena kami ingin mengajari mereka bahwa mereka dapat memperoleh perhatian melalui
perilaku yang tenang.
Setelah anak tenang, tanyakan apa yang membuat mereka
begitu kesal. Teman ngerumpi bisa berkata, "Gunakan kata-katamu untuk
memberitahuku apa yang salah dan apa yang membuatmu marah." Ini membantu
anak mengungkapkan emosinya dan mencari tahu apa, jika ada, yang perlu
dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya. Namun jangan memaksakan diri terlalu
keras agar anak bisa berbicara saat itu juga. Mereka mungkin memerlukan waktu
untuk merenung sebelum siap berbicara. Beristirahat sebelum berbicara untuk
anak-anak yang sulit menenangkan diri mungkin bisa membantu. Jangan membuat ini
terdengar seperti sebuah hukuman; sebaliknya, katakan bahwa ini adalah
kesempatan untuk mengendalikan emosinya.
Menurut teman
ngerumpi bisa tidak, anak usia 3 tahun diajarkan hal ini?
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
Hi Teman Rumpi, terima kasih sudah main ke blog chitchat, ada baiknya berbagi pendapat tanpa meninggalkan spam ya. Kita sama-sama saling menghargai rumah maya kita. Salam, thanks telah meninggalkan biang rumpi manis di sini. cheers @citrapandiangan